Monday, February 24, 2003

Bowling for Columbine (2002)

Film berformat dokumenter ini ditulis, disutradarai, dan diproduseri oleh Michael Moore, penulis buku Stupid White Man yang cukup kontroversial dan sempat dipersulit peredarannya di Amerika. Bowling for Columbine bertemakan kekerasan dan budaya senjata di Amerika Serikat, dengan mengambil salah satu kasus penembakan yang terjadi di Columbine High School, Colorado beberapa tahun silam.

Michael Moore mengemas film dokumenter ini menjadi tontonan yang menarik, tidak membosankan, dan cukup informatif. Film ini dimulai dengan fenomena yang tidak lazim di salah satu negara bagian Amerika, dimana salah satu bank di Michigan memberi bonus beragam jenis senapan yang bisa kita pilih apabila kita membuka rekening atau deposito di bank tersebut. Kemudian Michael Moore, yang berperan sebagai pewawancara di sepanjang film ini, melakukan sejumlah wawancara dan menanyakan alasan mengapa banyak warga sipil Amerika memiliki senjata. Umumnya jawaban yang keluar adalah untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan keluarga.

Salah satu bagian yang menarik dari film ini adalah ketika sejumlah fakta keterlibatan Amerika dalam menyuplai senjata dan pembantaian massal di sejumlah negara sejak 1950 dipaparkan secara kronologis. Diawali dengan keterlibatan Amerika dalam menyingkirkan Perdana Menteri Iran dan Presiden Guatemala dengan membunuh 200.000 rakyat sipil sekitar tahun 1950an. Kemudian keterlibatan Amerika di Vietnam, pembantaian 4 juta rakyat sipil di Asia Tenggara, pengangkatan Augusto Pinochet, pelatihan Osama bin Laden oleh CIA, bahkan pemberian bantuan kepada kelompok Taliban di Afganistan di sekitar tahun 2000-2001, yang kemudian ditutup dengan tragedi 11 September 2001, dimana Osama Bin Laden memanfaatkan keahliannya sebagai anak didik CIA untuk menghabiskan 3000 jiwa penduduk Amerika. Pemilihan lagu What a Wonderful World yang dibawakan oleh Louis Amstrong untuk mengiringi pemaparan fakta-fakta tersebut menambah kesan ironis kejadian-kejadian itu.

Tragedi penembakan oleh dua murid Columbine High School yang menelan korban 12 murid dan seorang guru merupakan salah satu fokus utama film ini. Di sini diperlihatkan suasana menegangkan ketika kejadian berlangsung, yang diambil dari rekaman kamera sekuriti. Kemudian juga diperlihatkan efek tragedi tersebut di sejumlah sekolah di Amerika, dimana aturan mengenai penggunaan senjata diterapkan secara berlebihan. Bahkan seorang murid sekolah dasar diskors selama beberapa hari karena ditemukan membawa gunting kuku, yang dianggap bisa dijadikan senjata.

Mengapa tingkat kekerasan di usia remaja cenderung tinggi di Amerika? Sejumlah hasil wawancara yang dilatarbelakangi kasus Columbine menunjukkan bahwa musik rock memberi pengaruh besar, dan nama yang selalu disebut adalah Marilyn Manson. Dalam wawancaranya, Marilyn Manson memberikan jawaban yang cukup taktis, yaitu dengan membandingkan musiknya yang dianggap banyak memberi pengaruh untuk melakukan tindak kekerasan dengan tindakan Presiden Amerika yang dengan leluasa menyebar bom dan menghancurkan negara lain, yang sebetulnya juga memberi pengaruh yang besar atas perilaku generasi muda Amerika.

Michael Moore juga membandingkan tingkat kekerasan bersenjata di Amerika dan negara-negara lain, seperti Kanada, Inggris, Australia, dan Jepang. Dipertanyakan alasan mengapa tingkat kekerasan bersenjata di Amerika jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tersebut. Michael Moore memberikan jawaban dengan memperlihatkan latar belakang sejarah Amerika, yang digambarkan secara lucu melalui animasi. Juga diperlihatkan bagaimana masyarakat Amerika dibentuk opininya melalui berbagai pemberitaan media untuk selalu merasa takut, khawatir, dan saling curiga terhadap orang-orang di sekitarnya.

Kemudian, sebagai pembanding, Michael Moore melakukan sejumlah wawancara dan survey di Kanada, negara tetangga Amerika yang tingkat kekerasannya terbilang rendah. Salah satu hasil wawancara yang menarik adalah ketika seorang warga Kanada menggambarkan perbedaan konsep mengunci pintu rumah antara orang Amerika dan Kanada. Menurutnya, orang Amerika selalu mengunci pintu rumah untuk menjaga keamanannya dari orang-orang di luar yang selalu dicurigai. Sementara, orang Kanada tidak melakukan hal itu karena dengan mengunci pintu rumah, mereka merasa seperti dipenjara di rumah sendiri.

Secara keseluruhan, Bowling for Columbine yang berdurasi 2 jam merupakan film dokumenter yang menarik ditonton, informatif dan tidak membosankan, karena dikemas secara ringan dan diselingi humor, sehingga penonton tidak harus selalu mengernyitkan dahi selama film berlangsung. Tidak mengherankan jika Bowling for Columbine memperoleh sejumlah penghargaan dari para kritisi film.

Film yang diproduksi tahun 2002 ini ditetapkan sebagai satu dari “10 Best Films of the Year” oleh majalah Time, Entertainment Weekly, the NY Post, dan the Associated Press. Sementara The National Board of Review, The Toronto Film Critics Association, the New York Society of Online Critics, the International Press Academy, dan the Las Vegas Film Critics Association menetapkan Bowling for Columbine sebagai “Best Documentary of the Year”.

Selain itu, poling yang dilakukan terhadap 2000 pembuat film dokumenter di Amerika dan seluruh dunia yang dilakukan oleh the International Documentary Association menetapkan Bowling for Columbine sebagai ‘Best Documentary of All Time” dan pada bulan Februari 2003, film ini dinominasikan untuk Academy Awards 2003 dalam kategori Film Dokumenter Terbaik. ftd!