Tuesday, January 9, 2007

pernikahan ala jawa

pernah dong menyaksikan upacara pernikahan ala jawa? biasanya upacara tersebut diawali dengan lempar2a sirih antara kedua mempelai, injak telur, dan seterusnya.

gw sudah cukup sering menyaksikan upacara tersebut, tapi baru kali ini senyum2 sendiri menyaksikan tiap2 tahap dan pemaknaannya yang dibacakan oleh MC dalam gladi kotor upacara pernikahan salah seorang teman.

kenapa senyum2 sendiri? karena gw punya interpretasi sendiri untuk tiap2 ritual dalam adat tersebut yang konon katanya melambangkan tahapan dalam kehidupan berumah tangga.

inilah beberapa bagian yang bikin gw senyum2 sendiri dengan terjemahan iseng yang muncul di otak ketika menyaksikan beberapa tahap ritual dan pemaknaannya...

balangan suruh

merupakan tahap pertama dari upacara, dimana mempelai perempuan dan laki2 saling melempar sirih.

konon kedua mempelai saling melempar dalam suasana bahagia untuk membuktikan bahwa masing2 pasangannya adalah manusia asli dan bukan hantu atau orang lain yang menyamar menjadi calon mempelai. dalam tradisi kuno, daun sirih dipercaya memiliki kekuatan untuk mengusir roh2 jahat.

menurut gw, bagian tersebut melambangkan bahwa sebelum terikat dalam pernikahan, pasangan laki2 dan perempuan tersebut mempunyai posisi yang sama. apapun yang terjadi diantara mereka, termasuk ribut2 kecil (dilambangkan oleh lempar2an?), tetap dapat berakhir baik dan penuh senyum karena keduanya masih dikuasai rasa cinta (cieeeeh, cinta'!).

sampai tahap ini gw belum mulai senyum2 sendiri, karena otak gw menerjemahkan ritual tersebut dengan sangat picisan.

wiji dadi

tahapan selanjutnya, dimana sang mempelai laki menginjak telur ayam dengan kaki kanannya, kemudian mempelai perempuan membersihkan kaki sang laki2.

konon ritual tersebut melambangkan sang mempelai laki yang siap menjadi ayah yang bertanggung jawab dan mempelai perempuan menjadi pasangan yang setia melayani suaminya.

haha! dimana letak tanggung jawabnya?! gw lebih melihat ritual itu sebagai simbol bahwa laki2/suami selalu menjadi biang masalah (dilambangkan dengan seenak2nya memecahkan telur yang membuat kotor, berantakan, dan bau!) dan perempuan/istri yang harus selalu menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh sang suami.

sembarangan aja nginjek2 telur, trus istrinya yang harus beres2, huh!

sindur binayanga

ritual dimana ayah mempelai perempuan berjalan di depan diikuti kedua mempelai menuju pelaminan dan ibu mempelai perempuan mengikuti mereka dari belakang sambil menjaga sindur (semacam kain) yang disampirkan di bahu kedua mempelai.

tahap tersebut melambangkan sang ayah yang menunjukkan jalan kebahagian bagi kedua mempelai, sedangkan sang ibu memberikan dukungan moral.

buat gw, bagian tersebut lebih cocok melambangkan bahwa orang tua tetap ingin ikut campur dan menentukan jalan hidup keluarga anaknya. bahwa meskipun sudah menikah, mereka tetap harus mengikuti arahan orang tuanya.

plis lah, apa yang menurut ortu merupakan jalan kebahagian, belum tentu demikian buat rumah tangga anaknya toh?

timbang

tahapan berikutnya, dimana kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai perempuan dan sang ayah menyatakan bahwa keduanya memiliki berat yang sama.

artinya, sang ayah mencintai kedua mempelai dengan kadar yang sama.

honestly! my own interpretation, it is more like, even when you are already married, you are still a burden to your parents.

masih nyusahin ortu aja kerjanya, masih betah tinggal di perumahan mertua indah... hehehe!

tanem

tahapan setelah timbang, dimana sang ayah mendudukkan kedua mempelai di kursi pelaminan.

konon menunjukkan bahwa ia menyetujui pernikahan tersebut dan memberikan restunya.

the truth is: since you're still a burden to us and still live under my roof, you still have to obey my rules and do whatever i tell you to do and not to do! hahaha!!

kacar kucur

dalam tahap ini, mempelai laki2 memberikan biji2an, kacang2an, beras, jagung, dan beberapa koin kepada mempelai perempuan yang kemudian membungkusnya dengan rapi dalam sebuah kain putih.

artinya, sang suami harus menyerahkan seluruh penghasilannya kepada sang istri untuk disimpan dan dikelola dengan baik.

my translation: sang suami bekerja keras banting tulang siang malam dan menyerahkan seluruh penghasilannya kepada sang istri... untuk dibelanjakan di shopping mall! you go girl, shop till you drop!!! huahahaha...


duh, maaf deh kalau kelihatannya gw terlalu sinis menerjemahkan ritual2 tersebut. I just can't help it! it came abruptly and randomly in my head when i saw each stage of them.

maaf juga kalau terjemahan bebas tersebut juga terlihat tidak nyambung dengan simbol2 yang tercermin dalam tiap tahap ritual tersebut. lah wong makna aslinya juga suka gak nyambung, gimana ceritanya coba orang nginjek telur, jelas2 bikin kotor dan nyusahin orang, kok dilambangkan sebagai orang yang bertanggung jawab?!! hayoo, lebih gak masuk akal mana terjemahannya?

hehehe, terserahlah... ftd!