Too Much Drama
It was a nice cozy Saturday night. The girls were just chilling out, either bullshitting in the kitchen, watching TV in my room, or just hanging out in Jerusa’s room. A couple of minutes after midnight, Raine came back from the club.
Apparently, her night in that club turned into a disaster. One British jackass she went with was trying to sleep with her by making her high. That jackass gave her ecstasy pill, and Raine was not strong enough to say no. The good thing was, she decided to leave immediately after drank it. So, here she was, sleeping over in Taylor House.
***
Later that night... disappointed by a friend who promised to be all ears whenever I need someone to talk to... "whenever you need to talk, I am just an email away from you... I am just a phone-call away from you"... yeah, right!!!!
***
Sunday morning around 12 pm, Raine knocked on my door. Ida, who happened to slept over in my room, open the door. And Raine told us in panic, “There are police officers in Jerusa’s room. They knocked on the door and I opened it. The police said that they’re looking for Jerusa for some stolen credit card thingy. They have warrant.” Mother freeze!!!! What else now?!! Is it just a joke??!!!
Half an hour later, after the police officers left, Jerusa told us the story. There has been a large criminal ring took place in Keele. The suspects stole some letters from students mailbox, especially letter from bank or other letters that consisted of personal data. Then it was used to apply for credit card and stole the money. Apparently, Jerusa was one of the victims.
***
Afterwards, we had lunch together in the kitchen. Talking about what happened within these 24 hours since last night, Raine and the jackass, Jerusa and the police… what a drama! What else is most interesting in life than waken up by the police officer? Hah!
We’re still having lunch and talking. Jerusa, Ida, Sheetal and I were just joking and talking about crap, while Bona, Dunya and Raine were involved in quite serious talk about Raine’s problem last night. Suddenly, out of the blue, Raine burst in tears. She felt so guilty and blamed herself for what happened last night. Ugh, it always makes me nervous to see somebody’s crying before my very own eyes. Enough! Now I need a cigarette to chill out… it was too much drama for a night, can’t stand it! ftd!
Monday, February 24, 2003
Bowling for Columbine (2002)
Film berformat dokumenter ini ditulis, disutradarai, dan diproduseri oleh Michael Moore, penulis buku Stupid White Man yang cukup kontroversial dan sempat dipersulit peredarannya di Amerika. Bowling for Columbine bertemakan kekerasan dan budaya senjata di Amerika Serikat, dengan mengambil salah satu kasus penembakan yang terjadi di Columbine High School, Colorado beberapa tahun silam.
Michael Moore mengemas film dokumenter ini menjadi tontonan yang menarik, tidak membosankan, dan cukup informatif. Film ini dimulai dengan fenomena yang tidak lazim di salah satu negara bagian Amerika, dimana salah satu bank di Michigan memberi bonus beragam jenis senapan yang bisa kita pilih apabila kita membuka rekening atau deposito di bank tersebut. Kemudian Michael Moore, yang berperan sebagai pewawancara di sepanjang film ini, melakukan sejumlah wawancara dan menanyakan alasan mengapa banyak warga sipil Amerika memiliki senjata. Umumnya jawaban yang keluar adalah untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan keluarga.
Salah satu bagian yang menarik dari film ini adalah ketika sejumlah fakta keterlibatan Amerika dalam menyuplai senjata dan pembantaian massal di sejumlah negara sejak 1950 dipaparkan secara kronologis. Diawali dengan keterlibatan Amerika dalam menyingkirkan Perdana Menteri Iran dan Presiden Guatemala dengan membunuh 200.000 rakyat sipil sekitar tahun 1950an. Kemudian keterlibatan Amerika di Vietnam, pembantaian 4 juta rakyat sipil di Asia Tenggara, pengangkatan Augusto Pinochet, pelatihan Osama bin Laden oleh CIA, bahkan pemberian bantuan kepada kelompok Taliban di Afganistan di sekitar tahun 2000-2001, yang kemudian ditutup dengan tragedi 11 September 2001, dimana Osama Bin Laden memanfaatkan keahliannya sebagai anak didik CIA untuk menghabiskan 3000 jiwa penduduk Amerika. Pemilihan lagu What a Wonderful World yang dibawakan oleh Louis Amstrong untuk mengiringi pemaparan fakta-fakta tersebut menambah kesan ironis kejadian-kejadian itu.
Tragedi penembakan oleh dua murid Columbine High School yang menelan korban 12 murid dan seorang guru merupakan salah satu fokus utama film ini. Di sini diperlihatkan suasana menegangkan ketika kejadian berlangsung, yang diambil dari rekaman kamera sekuriti. Kemudian juga diperlihatkan efek tragedi tersebut di sejumlah sekolah di Amerika, dimana aturan mengenai penggunaan senjata diterapkan secara berlebihan. Bahkan seorang murid sekolah dasar diskors selama beberapa hari karena ditemukan membawa gunting kuku, yang dianggap bisa dijadikan senjata.
Mengapa tingkat kekerasan di usia remaja cenderung tinggi di Amerika? Sejumlah hasil wawancara yang dilatarbelakangi kasus Columbine menunjukkan bahwa musik rock memberi pengaruh besar, dan nama yang selalu disebut adalah Marilyn Manson. Dalam wawancaranya, Marilyn Manson memberikan jawaban yang cukup taktis, yaitu dengan membandingkan musiknya yang dianggap banyak memberi pengaruh untuk melakukan tindak kekerasan dengan tindakan Presiden Amerika yang dengan leluasa menyebar bom dan menghancurkan negara lain, yang sebetulnya juga memberi pengaruh yang besar atas perilaku generasi muda Amerika.
Michael Moore juga membandingkan tingkat kekerasan bersenjata di Amerika dan negara-negara lain, seperti Kanada, Inggris, Australia, dan Jepang. Dipertanyakan alasan mengapa tingkat kekerasan bersenjata di Amerika jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tersebut. Michael Moore memberikan jawaban dengan memperlihatkan latar belakang sejarah Amerika, yang digambarkan secara lucu melalui animasi. Juga diperlihatkan bagaimana masyarakat Amerika dibentuk opininya melalui berbagai pemberitaan media untuk selalu merasa takut, khawatir, dan saling curiga terhadap orang-orang di sekitarnya.
Kemudian, sebagai pembanding, Michael Moore melakukan sejumlah wawancara dan survey di Kanada, negara tetangga Amerika yang tingkat kekerasannya terbilang rendah. Salah satu hasil wawancara yang menarik adalah ketika seorang warga Kanada menggambarkan perbedaan konsep mengunci pintu rumah antara orang Amerika dan Kanada. Menurutnya, orang Amerika selalu mengunci pintu rumah untuk menjaga keamanannya dari orang-orang di luar yang selalu dicurigai. Sementara, orang Kanada tidak melakukan hal itu karena dengan mengunci pintu rumah, mereka merasa seperti dipenjara di rumah sendiri.
Secara keseluruhan, Bowling for Columbine yang berdurasi 2 jam merupakan film dokumenter yang menarik ditonton, informatif dan tidak membosankan, karena dikemas secara ringan dan diselingi humor, sehingga penonton tidak harus selalu mengernyitkan dahi selama film berlangsung. Tidak mengherankan jika Bowling for Columbine memperoleh sejumlah penghargaan dari para kritisi film.
Film yang diproduksi tahun 2002 ini ditetapkan sebagai satu dari “10 Best Films of the Year” oleh majalah Time, Entertainment Weekly, the NY Post, dan the Associated Press. Sementara The National Board of Review, The Toronto Film Critics Association, the New York Society of Online Critics, the International Press Academy, dan the Las Vegas Film Critics Association menetapkan Bowling for Columbine sebagai “Best Documentary of the Year”.
Selain itu, poling yang dilakukan terhadap 2000 pembuat film dokumenter di Amerika dan seluruh dunia yang dilakukan oleh the International Documentary Association menetapkan Bowling for Columbine sebagai ‘Best Documentary of All Time” dan pada bulan Februari 2003, film ini dinominasikan untuk Academy Awards 2003 dalam kategori Film Dokumenter Terbaik. ftd!
Saturday, February 22, 2003
Simply a dream…
I wish I could be somewhere else but here
In a place where loneliness doesn’t exist
In a place where love is the only language spoken
In a place where fear can’t show its existence
In a place where soul stays in serenity
An imaginary place
I wish I could be someone else but me
Someone who takes action instead of stargazing
Someone who dares to handle the truth
Someone who is sensible to the surrounding
Someone who values the seventh heaven
A fanciful person
I wish I could be a creature but human
A creature that flying free in the sky
A creature that running free in savanna
A creature that hopping free in forest
A creature that swimming free in the water
And, eventually, die off to satisfy human greed
I wish I could just close my eyes
And rest in peace
Dear God, please take my hand
And guide me back to your way
I am lost
I am tired
ftd!
Friday, February 21, 2003
Gak Jelas
*Kelas Sustainable Development*
*Royal Mail Brengsek!*
*Cavern Club, Liverpool*
*Survei Asal!*
Ada sekitar 6 situs koran nasional (Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Rakyat Merdeka, dan The Jakarta Post), 11 koran daerah (diantaranya Bali Post, Jawa Pos, Pikiran Rakyat, Poskota, Harian Bernas, dan Sriwijaya Pos), dan 4 situs lainnya (KB Antara, Astaga, Detik, Liputan6, dan Satunet). Dari sekian banyak itu, cuma Antara dan Media Indonesia yang bener2 punya rubrik khusus lingkungan hidup, masing2 Warta Bumi dan Lingkungan. Hmmm...
Padahal kalo dipikir2, seandainya masalah lingkungan hidup diberitakan segencar masalah2 politik 'n ekonomi, secara gak langsung mungkin bisa menarik perhatian orang2, dan pelan2 menumbuhkan kesadaran lingkungan. Gak usah gencar deh, asal teratur, ada kontinuitas, mungkin efeknya bakal positif. Dibanding bikin kampanye sadar lingkungan yang sifatnya sering cuma sementara 'n angot2an.
Mungkin banyak orang akan berkilah 'n bilang kalo toh situs yang khusus tentang lingkungan hidup ada banyak jumlahnya, liat aja di situ. Situs tentang itu emang banyak, tapi biasanya yang buka situs itu adalah orang yang emang cukup concern dengan masalah lingkungan. Trus gimana buat orang2 yang kesadaran lingkungannya masih terbilang rendah? Ya mungkin salah satu caranya dengan membuat satu rubrik khusus lingkungan hidup di berbagai media yang ada.
Duh, ngomong paan sih nih??!!!##%$#^&@ jadi ngelantur... ftd!
Setelah ngejalanin kuliah selama kurang lebih 5 bulan, ngelewatin 4 mata kuliah di semester awal, ngelakonin 3 mata kuliah yang udah dimulai beberapa minggu untuk semester ini, baru kali ini berasa ada kelas yang menarik! Mungkin, atau bisa dipastikan, itu pengaruh tutornya. Hari ini Kara Shaw ngajar di kelas sustainable development, ngejelasin berbagai hal 'n asal muasal munculnya konsep itu, disertai contohnya. Penjelasannya menarik 'n masuk akal, hebat tu orang! Perempuan, pinter, baek, cakep, PD 'n gayanya asik. She's all I ever wanted to be... Kurangnya dia cuma satu, kelas digeber 2 jam nonstop tanpa ada coffee break. Alhasil, setengah jam terakhir konsentrasi udah buyar, gak bisa nyimak lagi segala omongan dia.
Ada paket kiriman yang mesti diambil di kantor pos, isinya pasti rokok. Tapi kok pake customs charge?! gak tanggung2 pula biayanya, £32.80!! Dah gila apa??!!! Highway robbery!!! Lebih dari separoh belanja bulanan! Masalahnya, gak ketauan itu kiriman dari Ijal ato Sari. Kalo dari Sari ya kudu diambil, daripada tu paket balik ke rumah, bisa digantung ntar dia. Gila nih Inggris!!!
Dijemput sekitar jam 4 sore untuk resepsi chevening di Liverpool. Di mobil itu udah ada beberapa mahasiswa dari Staffordshire Univ, asalnya masing2 ada yang dari Sudan, Ukraina, Bosnia, Kosovo 'n Montenegro... hmmm menarik! Karena supirnya gila, perjalanan bisa ditempuh kurang dari satu jam. Acaranya cenderung ngebosenin, tapi makanannya boleh lah. Mo dibilang ajang sosialisasi juga gak tepat, karena masing2 sibuk sendiri. Yah, itung2 refreshing 'n liat tempat the Beatles dulu sering manggung di awal tahun '60an. Sekitar jam 10an udah nyampe rumah lagi.
Seperti biasa, gak bisa tidur. Acara tv gak ada yang menarik. Mo baca2 buku juga gak mood. Akhirnya ya nge-browsing aja. Gak tau gimana awalnya, tiba2 jadi kepikiran untuk ngeliat berbagai situs berita, termasuk juga situs2 koran 'n majalah. Alasannya cuma satu, pengen tau aja apa masing2 situs itu punya rubrik khusus tentang lingkungan hidup, seperti halnya rubrik politik, ekonomi, olah raga, bahkan gosip selebriti.
Thursday, February 20, 2003
Repot...
Ternyata repot juga kalo koleksi baju cuma sebatas jeans 'n kaos. Sepatu dan tas juga cuma kets 'n ransel. Selama ini sih gak masalah, karena kegiatannya cuma kuliah, nongkrong 'n jalan2. Kalopun ada acara makan2 juga gak pernah resmi, santai aja.
Tapi besok malam ada undangan resepsi Chevening di Cavern Club, Liverpool. Rasanya gak enak juga kalo cuma pake jeans, kaos 'n kets. Resepsi kok kayak mo kuliah. Trus gimana dong...
Untungnya ada Bona, yang kurang lebih seukuran dan koleksinya lumayan macem2. Setelah coba sana sini, nyocokin ini itu, akhirnya diputuskan untuk minjem celana bahannya aja, warna abu2 tua. Atasannya kaos hitam yang modelnya gak terlalu resmi, tapi juga gak kelewat santai. Cukup rapilah...
Jadi inget, kalo di rumah pasti gak pernah ada masalah gini. Soalnya sumber pinjeman lebih variatif, bisa ke m'dewi, sari 'n bahkan mami... ftd!
Wednesday, February 19, 2003
What a Wonderful World (Louis Amstrong)
I see trees of green, red roses too
I see them bloom, for me and you
And I think to myself what a wonderful world
I see skies of blue and clouds of white
The bright blessed day, the dark sacred night
And I think to myself what a wonderful world
The colours of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people going by
I see friends shaking hands saying how do you do
They're really saying I love you
I hear babies crying, I watch them grow
They'll learn much more than I'll never know
And I think to myself what a wonderful world
Yes I think to myself what a wonderful world
***
Seneng banget rasanya tiap abis denger lagu ini. Rasanya hidup ini indah, tenang, dan damai banget. Jauh berbeda dengan kenyataan. Emang cocok kalo lagu ini dijadiin soundtrack film2 perang atau yang bertemakan kekerasan, seperti Good Morning, Vietnam dan Bowling for Columbine.
... and I think to myself what a wonderful world...
ftd!
Monday, February 17, 2003
gila! udah gila kali tuh perpustakaan! tiba2 ngirim imel bilang ada buku yang overdue... buku yang mana???!!!! jumat kemaren juga udah dibalikin semua... tolol!
begitu didatengin ke perpustakaan untuk complain, tu ibu malah ngecek ke rak buku 'n bilang kalo emang gak ada di situ... brengsek! sekarang gimana mo balikin tu buku kalo udah dibalikin jumat kemaren! gila!! tolol!!!
ngeselin banget sih ni perpustakaan! F@#$%&*@#$CKKK!!!!!
ftd!
Sunday, February 16, 2003
Jumat, 14 Feb 03
Hari ini kegiatan padat banget, atau tepatnya, sok padat. Gak seperti biasa, jam 9.30 pagi gue udah ada di kampus untuk ketemu Scrivener ‘n ngebahas proposal disertasi. Ide awal yang tadinya mo ngebahas tentang kerja sama EU – Indonesia dalam bidang kehutanan, dengan studi kasus proyek TN Leuser di Sumatra, jadi berubah setelah ngobrol banyak sama dia. Alasannya, topik itu terlalu spesifik, akses data yang kemungkinan susah didapat, dan yang terpenting, pembahasan topik itu bakalan hanya seputar presentasi dan deskripsi kegiatan kerja sama itu, gak ada analisisnya. Huh! Banyak omong nih Scrivener. Tapi mungkin ada benernya juga sih…
Akhirnya gue minta saran ke dia, gimana baiknya. Berdasarkan latar belakang pekerjaan, rasanya lebih ada gunanya kalo gue ngeliat aspek kerja sama atau negosiasi dari sejumlah kegiatan diplomasi di bidang lingkungan hidup. Scrivener ngusulin untuk ngebahas tentang proses pembentukan rezim kehutanan, dikaitkan dengan konsep pembangunan berkelanjutan, forest stewardship assistance, ecolabeling, dll, dll. Dia juga nyaranin untuk baca bukunya David Humphrey dan Ans Kolk yang banyak ngebahas masalah itu, sebelum gue ngambil keputusan final. Capek deh! Baca mulu, mending kalo ngerti…
Jam 10an, gue keluar dari ruangannya Scrivener. Cukuplah sejam aja konsultasinya, kelamaan mabok ntar. Untungnya pagi ini cerah. Matahari lagi gak ngumpet. Dinginnya bikin seger, gak nyebelin seperti biasanya, mungkin karena lagi gak ada angin yang suka bikin rese.
Sambil jalan menuju tempatnya Raine, gue mampir Union bentar, ngecek paket kiriman dari NZ, sapa tau udah nyampe. Lagi2 belom ada, gak jadi deh menyambung nafas dengan sampoerna menthol yang dinanti2 itu. Mana laper pula, gara2 tadi gak sempet sarapan. Sampe kamar Raine, langsung aja gue minta sarapan plus kopi. Mayan, sarapan sambil ngecek imel, chat sama Bleki ‘n liat2 koleksi bukunya Raine, sapa tau ada yang bisa dipinjem.
Setelah sarapan, kita lanjut ke International Language Building, mo daftar ikutan trip ke Liverpool yang katanya cuma 5 pound pulang pergi, murah banget! Abis itu, mampir perpustakaan sebentar untuk balikin dan minjem buku, dan lanjut ke Union lagi. Seperti biasa, tiap Jumat selalu ada bursa buku bekas, kali2 aja ada yang menarik. Mayan, gue dapet 2 buku untuk gue sendiri, plus 1 buku buat Tito tentang Ancient Britain, pokoknya dia harus suka!
All missions accomplished! Raine ‘n gue mutusin untuk balik aja ke Taylor House, makan siang bareng anak2 lain. Kali ini lumayan banyak personilnya, ada Bona, Jerusa, Sheetal n Shalini. Makan pizza, ngopi ‘n ngobrol ngalur ngidul, santailah pokoknya. Abis itu, kita berencana nonton dvd di kamarnya Jerusa. Sementara mereka ngumpul di kamar dia, gue balik dulu ke kamar untuk mandi.
Seger rasanya setelah mandi. Beresin kamar bentar, trus buka jendela biar udara sore bisa masuk. Pas buka jendela, eh ternyata Tiago, Portugal gemblung itu, udah berdiri dengan gantengnya di bawah jendela. Jadi tambah seger rasanya (huhuu). Setelah dibukain pintu, masuklah dia, trus kita barengan ke kamarnya Jerusa untuk nonton film Brazil, Central Station. Bagus juga filmnya, menarik dan gak ngebosenin.
Malemnya, Jerusa, Raine ‘n Tiago pergi ke supermarket, beli dessert untuk pesta kecil2an bakal Rajni yang mo pindah ke Wales. Gue di rumah aja, gak tau kenapa kok tiba2 badan rasanya lemes, tenggorokan berasa gak enak lagi. Leye2 aja di tempat tidur sambil nonton tv, sesekali keinget hasil konsultasi tadi pagi, duh bete!
Gak berapa lama, ada yang ngetok pintu kamar. Waktunya ngumpul lagi di dapur, makanan sudah terhidang rapi, ada ayam, kentang a la Bona, pasta, dan segala rupa hidangan penutup. Makanlah kita bareng2. Abis itu nebeng rokok ke Tiago. Tumben tu anak modal, biasanya miskin, hehe. Ngobrol ngalor ngidul tentang segala macem, juga ngetawain Sheetal n Tiago with their banter, gak terasa udah lewat tengah malam.
Bukannya bubar, kita malah pindah ke kamarnya Jerusa. Dengerin lagu dengan volume yang bisa dibilang keras untuk ukuran jam 1 malam. Sheetal, Raine, Tiago ‘n Jerusa ganti-gantian pada jogedan dengan masing2 gayanya. Gue sih santai2 aja di tempat tidur, jadi penonton sekalian komentator, ketawa2. Seru juga. Mendekati jam 4 pagi, Raine n Tiago siap2 balik ke rumah masing2. Sheetal, Jerusa n gue sempet lanjut ngobrol2 bentar sampe jam 5an. Setelah itu balik ke kamar masing2 dan tidur. Fiuh!… what a day… what a nice lovely day… ftd!
Friday, February 14, 2003
Wednesday, February 12, 2003
Bloody Stupid UK Postal Service!
"Uuggghh, those flocking idiot postal service! They should have a tiny bit part of initiative in their brain, for goodness sake! Their so lame! The Indonesian postal service is even better! It's not like you write nothing but post code there. At least they can see Staffordshire there or Keele Univ. Idiots!
Anyways, up till now, I still can't get it over with... this bloody flocking spoiled super lame stupid british postal service!! UUGGGGHHHH!!!! ftd!
Thursday, February 6, 2003
Beautiful Wednesday
“Riiing… riiing... riiing”, the sound of the phone in the morning really irritates me. It’s still nine in the morning, which is quite early for me. “Damn, who the hell is daring to call and wake me up early in the morning!” I pick up the phone half sleepy and… “Hey, wake up you lazy bum! Open your window and see how beautiful it is outside,” Ida’s high-pit voice really wakes me up now, it is even stronger than a cup of black coffee. Hesitatingly, I walk to the window and open the curtain…
“Hell, it's so nice!” the spread of the snow on the ground and the heavy snowfall really amaze me, ”gorgeous!”
hmmm… it is amazingly beautiful outside. The green grass is totally covered by snow and it's still snowing quite heavily. I go outside for a while, take some nice pictures, and come back. Taylor House is so quiet, seems like people are still sleeping. Then, I go to the kitchen for my morning coffee and come back to my room. Switch on my computer to renew my books, check my mails, and check who’s online, apparently Tito and Arman are online. Just buzz them and start the conference immediately. But I am not in the mood to chat, because my mind keeps thinking to wake up the girls, but I know that they wouldn’t really appreciate it if I wake them up for no good reason.
“Aha!” the light-bulb is on. “Bona is an early bird, she must have been awaken now.” I dial her number, and… “Hi Bonna, are you awake or just wake up because of my call?”
I meet her the next second after we hung up the phone. Of course, our room is just next to each other, haha! So there we are, in the backyard, taking some pictures of us in the snow, some of them are silly. Then we have a little snow fight. We can't stand staying outside too long, because it’s so freezing and we’re just wearing shirt without jacket. We’re coming back and each of us brings a handful of snow. I knock on Sheetal’s room and Bona on Dunya’s room. When they open the door with their sleepy eyes, we throw the snow to their face… haha, that’s the wake-up call, girls! Hahahahaha… Bona and I are sooo happy.
Now I am satisfied and can concentrate on my chat session with these guys. Didik and Bleki join the conference room. Then the five of us just bullshitting, talking bout this and that, and sharing some crap stories. I also manage to have a private message with Tito for some ‘confidential’ issues. Man, do we really have to tell them on what to do and not to do, gosh! Oow, M’dewi is also online with Mom… hi mom, miss you!
It’s now 1.30 in the afternoon and Ida just called from the library. So, Bona and I are going to the library to meet her. Jerusa can’t go because she has to do the laundry. From the library we go straight to Keele Hall. Wooooow… it is even more amazing there, with the nice old building and thicker snow. Let the snow fight begin! The three of us just throwing snow to each other, running here and there, rumbling, laughing, and of course, taking pictures with all different silly poses… girls just wanna have fun!
The bad news is, Bona looses her keys there. Ooops, can’t we really have fun there? We try to find the keys by tracking down the places we went through, but it’s still gone. Bona pays to much sacrifice for this moment. The fine for loosing the keys is 15 quid. Sorry for that, Bona! Apparently, girls can’t have too much fun…
ftd!
“See, I told you, I wouldn’t wake you up early in the morning for nothing,” there comes the high-pit voice again.
“Yeah, right!”
“Go out and take some pictures outside!”
“wohoow, that sounds like the most brilliant idea of the century,” I tease her sardonically.
“Tell you what, I have this class at 11, we can meet at the library around 1 and then go to Keele Hall to take some pictures, and ask the girls to come there as well,” that’s Ida’s next brilliant idea.
“Okay, boss! Now leave me alone, your voice hurts my ears!”
“Crazy girl! Ok then, I’ll see you later”
“See ya”
“I am awake, why?”
“It’s snowing, why don’t we go outside and take some pictures?”
“Actually I am kinda thinking about it too, let’s go!”
Sunday, February 2, 2003
The only best friend
When you are feeling lonely
Alone against the world
When you think there’s no one to talk to
None of your friends is around
When solitude is the only name you can recall
And cigarette is the only companion you have
There you realize who your best friend is
Your only best friend to spend your time with
The one who will always be there for you
For it always stays close around you
Filling up the empty corner of your heart
The one you sacrifice your life for cancer
Cigarette
That’s all I have
That’s all I need
That’s my only best friend
(Keele, Winter, 01/2003) - ftd!